Merentang Takdir

April 12, 2020

Tulisan 13 Desember 2013.

Merentang Takdir

Rabu lalu, tanggal 4 Desember 2013. Hari itu hari melelahkan; tapi saya sungguh bahagia dengan hari itu, semua terkerjakan. Pekerjaan, sekolah, rumah. Hari Kamis, ternyata ada pendarahan, ringan. Namun semakin larut hari, semakin hebat. Jum at dini hari, saya pun kehilangan bayi saya.

Bayi yang tidak sempat saya beritahukan kepada khalayak, karena menunggu ruhnya ditiupkan, untuk kemudian didoakan bersama; agar dia menjadi bagian dari karunia-Nya di alam ini. Saya berencana mengadakan syukuran 4 bulanan, mengundang siapapun yang bisa diundang, untuk berbagi kebahagiaan dan memohon doa akan keselamatan. Tapi syukuran itu tak pernah terjadi. Read the rest of this entry »

Nama saya Ayi

September 23, 2019

Nama saya Ayi. Ayi Purbasari. Dari namanya, terlihat bahwa saya wanita sunda asli . Iya, sunda. Itu lho, suku murah senyum alias someah; yang suka dimention dalam wejangan para ortu yang anaknya merantau ke ITB:

“Jangan mau sama ce Sunda”.

😳

Read the rest of this entry »

Bulan-bulan ini adalah masa-masa penerimaan siswa baru. Banyak dibicarakan, dari tahun ke tahun, selalu berulang yawn. Kadang, saya memutuskan tidak turut dalam perbincangan karena belum ada anak yang terlibat; tapi kadang justru merasa perlu tahu dari awal  hurry up!meski tahun-tahun ke depan sistem akan diubah. Terutama tentang aturan zonasi whew!.

Saya percaya, bahwa pertimbangan jarak dengan sistem zonasi adalah hasil dari grand design pemerintah. Bahwa terkait dengan pengaturan transportasi dan juga peningkatan mutu sekolah. Semoga saja, aturan tersebut menjadi enabler dari target peningkatan mutu tersebut, meski sekarang baru terasa pahit manisnya karena tidak semua pihak dapat diuntungkan dari aturan tersebut crying.

Read the rest of this entry »

Membaca beberapa kasus, yang ngaku-ngaku profesor suatu institusi (padahal asisten / bimbingan saja); sebenernya bukan ybs nya yang mengaku. Tapi ntah media atau panitia yang membuat salah kaprah; dan ybs tidak klarifikasi dan membiarkan saja. 🙄

Kebetulan juga sedang sign up ke suatu situs konferensi; ditanya posisi. Biasanya saya isi dengan Mrs. atau Lecturer. Padahal ternyata bisa lho diisi sesuatu yang tampak lebih keren he he. Biasanya saya malu kalo dipanggil dengan sesuatu yang ga sesuai kapasitas, tapi ini malah sebenernya ketahuan lamban dalam jabatan akademik 🤣. Masih Lektor.

Berdasarkan Keputusan Senat Akademik Institut Teknologi Bandung Nomor : 043/SK/K01-SA/2002 Tentang Sebutan dalam Bahasa Inggris Jabatan-Jabatan Fungsional Dosen Institut Teknologi Bandung. yang saya dapatkan dari hasil googling dan itu SK 2002 (belum tahu ada update atau tidak, maafkan); beginilah sebutan dalam bahasa Inggris untuk Jabatan Fungsional Dosen (tapi dosen ITB, dosen Unpas boleh ga ya? 😚). Jadi begini:

  • Asisten Ahli = Instructor;
  • Lektor = Assistant Professor;
  • Lektor Kepala = Associate Professor;
  • Guru Besar = Professor

Nah, karena saya Lektor, berarti saya bisa menyatakan diri sebagai Assistant Professor. Sounds cool, huh? Tapi karena saya ga mau dipanggil Prof. (belum pantas); apa saya jadi dipanggil Ass. ? Duh koq ga asyik sih 🤦

 

jabatan fungsional

Ada 5 tahap untuk mengkoneksikan aplikasi java dengan database dengan manggunakan JDBC. Yaitu:

  • Register the driver class
  • Creating connection
  • Creating statement
  • Executing queries
  • Closing connection

Udah, gitu aja? 🤔